Hannah Hart

Seringkali, sulit bagi saya untuk memulai sesuatu. Entah itu menulis, membuat video, atau mencoba resep baru yang kelihatan mudah.

Saya rasa, hal ini adalah karena saya menaruh ekspektasi yang lumayan tinggi pada diri saya sendiri.

Ada banyak penulis dan content creator yang saya kagumi: Maggie Stiefvater, Rainbow Rowell, Hannah Hart, dan lainnya. Semua karya mereka saya lahap dengan semangat. Hap, hap, hap. Setiap gigitan terhadap kue kreativitas mereka pelan-pelan menumbuhkan semacam standar di diri saya.

Kamu juga bisa membuat karya sekeren ini, kata bagian diri saya yang penuh percaya diri, kamu harus bisa. Lebih buruk dari ini, dan karyamu sampah.

Saya tahu persis mereka ini merupakan profesional yang telah memiliki bertahun-tahun pengalaman dalam bidang mereka. Saya mengerti sekali mereka telah menjalani banyak proses belajar yang termasuk kegagalan demi kegagalan sebelum akhirnya karya mereka sampai ke telinga saya. Saya paham itu.

Jadi, kenapa saya tetap menyiksa diri sendiri dengan memaksakan standar itu untuk saya yang pemula, ya? Itu kan, sama saja kontra produktif. Ketika saya dengan semangat memulai sesuatu, kemudian di tengah-tengah prosesnya saya merasa hasilnya tidak akan sesempurna karya-karya mereka, saya berhenti, dan malah mulai mencaci diri sendiri.

Yah, saya memang sedang bergulat dengan perasaan tidak menghargai atau menyukai diri sendiri. Hal ini sudah berlangsung sejak lama. Tapi, kalau sekarang saya sudah sadar akan hal ini, seharusnya saya bisa mengambil keputusan, dong ya? Keputusan untuk menjadikannya alasan untuk tidak pernah berkarya lagi, atau justru untuk memaafkan diri sendiri dan membiarkannya tumbuh dengan memberikannya kesempatan dan dukungan.

Karena, saya pikir, sebelum dukungan dari orang lain, hal yang kita butuhkan adalah dukungan dari diri sendiri.