Second Chance (30 Hari Menulis #29)
Picture taken from picwallart.com |
Ayah tertawa melihatku buru-buru masuk mobil. "Kamu nih, udah jam segini baru mau berangkat. Kalo Ayah udah keburu pergi, gimana?"
"Kan nyatanya masih sempet nebeng Ayah," balasku, lengkap dengan cengiran yang membuat tawa Ayah semakin membahana.
Kami meluncur keluar kompleks, dan mulai menikmati kemacetan kota ini yang selalu hadir setiap pagi. Kemacetan yang selalu dikeluhkan warga, dilawan pemerintah, tapi tidak pernah benar-benar pergi, karena masyarakat - seperti kami - tetap memilih berkendara sendiri daripada mengembara dengan angkutan kota. Aku dan Ayah menertawakan hal ini.
0 orang nyasar
Bagaimana menurutmu?