διάκριση (30 Hari Menulis #24)
Seperti yang pernah saya bilang di posting yang lalu, saya paling benci diskriminasi.
Karena di Indonesia saya termasuk mayoritas, sebelum ini mungkin saya nggak pernah mikirin temen-temen minoritas. Saya pikir, karena orang-orang di sekitar saya nggak apa-apa, berarti nggak ada masalah. Padahal, itu karena saya selalu dikelilingi sama temen-temen dan keluarga yang juga dari kalangan mayoritas.
Sekarang saya sadar, bahwa perbedaan perlakuan terjadi nggak cuma di Malaysia aja, tapi juga di tanah air saya sendiri. Masalahnya, mungkin kebanyakan orang ngerasa seperti saya waktu masih polos dulu: karena di sekitar mereka ngerasa oke-oke aja, berarti nggak ada masalah. Padahal belum tentu kayak gitu keadaannya. Makanya, ketidakadilan masih berlangsung sampe sekarang.
Bhinneka Tunggal Ika dari Hong Kong, kalo kita masih kayak gini terus. Nggak mau mencoba ngertiin apa yang dirasain sama temen-temen yang lain, malah kerjaannya sibuk ngerasa offended melulu. Padahal intinya bukan semuanya tentang kita lho! Indonesia ini kan selalu bangga-banggain bahwa kita ini kaya budaya, berasal dari daerah dan suku yang beda-beda. Tapi yang dipentingin satu kelompok doang, yang lainnya dicuekin.
Kapan bisa terwujud itu sila ketiga?
"It is not our differences that divide us. It is our inability to recognize, accept, and celebrate those differences." - Audre Lorde
0 orang nyasar
Bagaimana menurutmu?