Harmony Clean Flat Responsive WordPress Blog Theme

Gitadine dan Prinsip

1/05/2012 08:11:00 AM gitadine 7 Comments Category : , , , , , , ,

Melanie Subono, dari KapanLagi.com
Beberapa hari yang lalu, dne beli bukunya Melanie Subono yang judulnya "Cerita Segelas Kopi" di Gramedia. Nope, buku ini nonfiksi, bukan fiksi seperti yang biasa dne baca. Dne belom baca bukunya, tapi kayaknya buku ini berisi beragam pendapat dia tentang Indonesia dan kehidupan secara umum. KAYAKNYA lho ya, dne belom baca beneran haha.

Yang mau dne bahas today adalah, betapa dia, cewek yang lahir di Jerman tahun 1976 ini, tahu apa yang dia anggap penting untuk diri dia. Hal ini dne assume dari kalimat "Melanie yang memiliki 8 buah tato di tubuhnya ini adalah seorang yang mengagungkan persamaan hak wanita" di bagian Tentang Penulis di bukunya.

This makes me think, kalo dne mengagungkan apa? Sebenernya apa yang dne percaya? Prinsip apa yang dne pegang teguh? Hal apa yang mau dne perjuangkan?

Selama ini, dne masih belum tahu nilai-nilai yang dne anggep penting itu nilai-nilai apa. Apakah kemanusiaan, apakah keagamaan, ataukah keduanya, ataukah hal lain. Kalo ada orang yang sering ngikutin tulisan-tulisan dne (which is obviously karena orangnya ga ada kerjaan, hahah), mungkin bakal nyadar bahwa I (think I) have a thing tentang equality.

Betapa dne pengen semua orang itu diperlakukan sederajat. Betapa dne pengen semua orang itu diberi kesempatan yang sama. Betapa dne pengen orang-orang dunia ini nggak membeda-bedakan satu sama lainnya. Dne berpendapat banyak tentang betapa sexual orientation seseorang nggak bisa dijadikan alasan seseorang dikucilkan masyarakat atau nggak boleh menikah dengan kekasihnya, dne banyak berpendapat tentang betapa rasisme itu bodoh dan tidak berdasar, and things like that.

Tapi dne rasa, dne adalah seorang hypocrite. Munafik, karena nyatanya dne sendiri masih membeda-bedakan orang. Dne sadar dne lebih appreciate orang yang berpendapat sama dengan dne daripada orang yang menurut dne bisanya cuma nyalahin orang lain, misalnya. Dne sadar dne akan secara otomatis lebih menyukai orang-orang yang suka, misalnya, musik yang sama dengan dne. Dne sadar dne akan lebih hati-hati terhadap orang-orang dengan kulit gelap. Dne sadar dne akan nge-judge orang-orang yang ngerokok.

Jadi sebenernya, dne masih nggak tahu dne ini megang prinsip yang kayak gimana. Katanya nggak boleh beda-bedain orang, tapi sendirinya ngebeda-bedain orang. Katanya semua orang harus diberi kesempatan yang sama, tapi begitu tahu orangnya smoke weed, langsung males ditemenin, dan lain sebagainya.

Mungkin ini karena dne masih belom ngerasa jelas yang mana aja yang menurut dne wajar dan tidak wajar, karena peraturan itu kan suka nggak suka paling banter abu-abu. Maksudnya, akan ada situasi yang membuat kita harus bertentangan sama peraturan, atau prinsip. Tapi yah, kembali lagi ke what I believe in: I still don't know. Yet again, dne memang masih 20, masih muda, masih membangun karakter diri sendiri. Semoga aja dari sini dne lebih jelas ngeliat dunia lewat pandangan dne sendiri, tanpa perlu ikut-ikutan influence orang lain ya.

RELATED POSTS

7 orang nyasar

  1. Waduh kenapa mikirnya susah2 amat?
    Nikmati aja hidup ini. Temukan passion-mu. Dan jalani. :)

    ReplyDelete
  2. Hmmmm... yah sebenernya emang banyak hal di dunia ini yang sebetulnya kita anggap bener, tapi kita sendiri juga susah melakukannya.. Intinya sih, sebar aja influence yang baik ke masyarakat..

    ReplyDelete
  3. Emang harus ya punya sesuatu yang "diagungkan"/ suatu prinsip??? Sampai setua gini akang malah nggak kepikiran tuh he he he..Salam kenal Neng.

    ReplyDelete
  4. Emang harus ya punya sesuatu yang "diagungkan"/ suatu prinsip??? Sampai setua gini akang malah nggak kepikiran tuh he he he..Salam kenal Neng.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Bagaimana menurutmu?