Pedestal
Tadi pagi jam empat saya baca chapter terbaru Love so Life sama Kimi ni Todoke di Batoto kan, terus saya nemu sebuah username yang merupakan referensi dari salah satu web series yang saya suka. Jadi tentu saja saya sapa dia kan? Hahaha.
Sambil ngobrol dikit sama dia, saya sekalian liat profile dia dong ya (berasa stalker ga sih). Di kolom lokasi, dia tulis sesuatu tentang keluarga Mormont di Bear Island. Saya excited dong! Jadi saya bilang sama dia, "Makasih ya, Ser Jorah!" setelah dia kasih saya saran tentang sesuatu di Internet.
Terus dia memutuskan untuk melanjutkan percakapan karena respon terakhir saya. "Wah, jadi kamu baca Game of Thrones juga? Mengesankan."
Saya jawab, "Sayangnya saya nggak baca, cuma nonton aja."
Jawaban dia? "... Dan kamu baru aja merendahkan posisi kamu di pedestal saya..."
Saya termasuk orang yang sensitif sih, jadi saya langsung take offense begitu dibilang begitu. Baru setelah saya tidur dan bangun dan mandi saya kepikiran untuk ngebales, "Dan kamu baru aja merendahkan posisi kamu di pedestal saya," dan nyesel banget nggak bales begitu. Instead, saya bales, "Yeah, well, saya udah lama pengen baca Game of Thrones sih tapi akhirnya saya malah baca buku lain kayak chick lit, shoujo manga, dan young adults... Makin rendah posisi saya?" Terus dia nggak jawab.
Seriously, saya nggak ngerti kenapa ada orang yang berpikiran bahwa dengan telah membaca sesuatu daripada sekedar nonton TV show aja, dia berposisi lebih tinggi di atas orang lain. I mean, sure, dengan baca bukunya kamu pasti tahu lebih banyak tentang GoT daripada saya yang cuma nonton dan masih nunggu season 4. Tapi terus itu membuktikan apa tentang diri kamu dan diri saya?
Apakah dengan baca GoT, opini kamu lebih berharga daripada opini saya? Apakah dengan baca GoT, kontribusi kamu terhadap masyarakat lebih berharga daripada kontribusi saya? Apakah dengan baca GoT, pajak yang kamu bayar berharga lebih banyak daripada pajak yang saya bayar? Apakah dengan baca GoT, kamu lebih penting dari saya?
Nggak, man.
Sekarang di mata saya, kamu cuma seorang cowok 21 tahun dari Amerika Serikat yang hobinya nge-judge orang lain berdasarkan apa yang dia tonton dan apa yang dia nggak baca. And that's not cool. Di pedestal saya, kamu jauh di bawah orang-orang yang terserah baca/nonton apa aja, tapi nggak nge-judge orang lain.
Wow, posting ini kedengerannya kayak saya lagi curhat gara-gara bete sama orang di Internet ya? Iya sih memang begitu kenyataannya (haha), tapi poin yang mau saya tekankan di posting ini adalah: jangan nge-judge orang.
Hanya karena kamu punya BMW nggak berarti kamu lebih penting dari kita yang naik angkot. Hanya karena kamu hafal Al-Qur'an nggak berarti kamu lebih penting dari kita yang belum bisa baca. Hanya karena kamu A, nggak berarti kamu lebih penting dari kita yang B. Kenapa?
Karena kita sama-sama orang.
BOOM.
1 orang nyasar
Diana Rikasari bilang itu sebagai ego traps. :D
ReplyDeletehttp://dianarikasari.blogspot.com/2013/09/friday-note-for-better-self.html
Bagaimana menurutmu?