gitadine

Kemaren pas lagi di mobil temen, saya kaget dengerin ada lirik lagu yang aneh banget di radio. Liriknya kira-kira begini, "I crashed my car into the bridge// I don't care/ I love it/ I don't care!" Eeeh! Bisa ya ada orang yang nggak peduli sama mobilnya yang mungkin udah hancur beyond repair.


Jadi inget lagu Ke$ha yang Die Young. Di lagu itu, ada lirik yang bunyinya semacem, "Looking for some trouble tonight/ Take my hand, I'll show you the wild side/ Like it's the last night of our lives/ We'll keep dancing 'till we die." Ngapain ada orang repot-repot nyari masalah?

Lagu itu ngingetin saya ke lagu bekas penyanyi Amerika favorit saya, Britney Spears. "See the sunlight/ We ain't stopping/ Keep on dancing 'till the world ends." Ah... Iya sih saya ngerti nari itu kegiatan yang sangat menyenangkan, saya juga suka nari. Tapi nari sampe mati? Nggak ada hal menyenangkan lain yang bisa dilakukan ya emangnya, semisal nonton anime, gitu? Apa cuma saya aja? Haha.

Dan yang paling parah, lagunya The Lonely Island yang dari judulnya aja udah ppffffttttt. "I Just Had Sex". Well, good for you! Tapi ga usah disebarin ke seluruh dunia juga dong, kan jadi semacem prude yang pengen nyombongin diri. #eh #salahfokus

Why... WHY! WHYYYY

Anyway, dengan lagu-lagu semacem ini yang beredar, gimana ya nasib kematangan pikiran remaja dunia? Jangan-jangan mereka bakal beneran mikir bahwa consumerism, appearance, sex, drugs, clubbing, dan semacemnya itu hal-hal yang "cool" dan paling penting di dunia mereka. Which is super dangerous, karena saya khawatir mereka nggak akan peduli lagi sama kata "responsibility". I mean kalo kata artikel di VIVA ini sih 20,6% remaja Jakarta pernah hamil di luar nikah, lho! DUAPULUH PERSEN! *pingsan* Belum lagi kasus-kasus anoreksia dan bulimia yang menimpa remaja kita. Belum lagi kasus remaja-remaja kita yang terjerat narkoba.

Sebenernya pesan-pesan ngaco ini bukan cuma dari musik, sih. Acara TV juga berpengaruh banyak dalam pembentukan konsep hal yang penting dan nggak penting di pikiran remaja dunia. Sekarang pada nontonnya apa sih? Jersey Shore sama Jackass itu dua judul yang sering saya denger, tapi saya belum pernah nonton dan nggak ada niat nonton. Iya, iya, anime juga banyak yang ngirim pesan nggak bener (incest, anyone?). Bahkan sekarang ketauan bahwa chick lit (iya, novel-novel yang saya suka baca) ternyata punya pengaruh negatif terhadap pemikiran pembacanya tentang body image.

Yang saya harap sih, remaja dunia bisa pinter mencerna mana pesan yang patut diserap dan mana yang patut ditaro di kotak, dikunci, disemen, lalu dilempar ke dasar laut terdalam (lho malah jadi nyampah ya Git haha). Peran orangtua dalam ngebantuin anaknya menyortir pesan-pesan ini menurut saya justru yang paling penting.  Bukan sekolah, bukan pemerintah, bukan media, tapi orangtua. Semoga remaja dunia bisa sembuh dari penyakit Swag yang lagi meradang, ya.

Eaaa mainstream banget deh Gita ngomongin Harlem Shake. Yah, seenggaknya nggak ngomongin Valentine, ya? Soalnya taun ini bener-bener nggak ngerayain, hahaha.

Anyway, buat yang belum familiar sama terminologi "Harlem Shake", ini ceritanya goyang viral yang ramai ditiru orang di Internet (especially YouTube, I think). Di video-video ini, awalnya cuma ada satu orang (biasanya berkostum) yang goyang... Terus pas musiknya jadi lebih ngebeat, semua orang di ruangan itu ikutan goyang. Nggak ngerti penjelasan saya ya? Nonton aja contoh Harlem Shake yang dibikin sama blogger favorit Indonesia, BenaKribo.


Beberapa temen saya nontonin video-video ini sambil ngakak ngetawain bodornya orang-orang silly ini, beberapa temen lain geleng-geleng kepala karena menurut mereka hal ini semacem a waste of time yang nggak lucu.

Buat saya sih, saya seneng-seneng aja sama fenomena ini. Bodor! Emang sih saya nggak ngerti pesona lagunya, tapi yang saya senengin itu gimana orang-orang semacem terobsesi sama goyang ala era 1980an ini. 'Obsesi' ini jadi bikin orang-orang ada something in common, sesuatu untuk diomongin, diketawain, dan mungkin bikin orang-orang makin akrab dengan mencoba bikin video versi mereka sendiri. Bisa jadi seru lho! #kode

Gong xi gong xi!

Berkat populasi masyarakat Tionghoa yang kayaknya jadi semacam mayoritas kedua setelah Melayu di Malaysia, saya dapet libur seminggu penuh untuk Tahun Baru Cina. Dan karena saya memang hanya punya dua kelas yaitu di hari Senin dan Selasa, akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke Bandung lebih awal. Tanggal lima minggu kemarin saya terbang kembali ke pelukan Kota Kembang untuk berkonsentrasi melanjutkan menulis skripsi di rumah without having to feel lonely. Ehehe.

Dan tebak apa yang udah saya lakukan di rumah for the whole week? Nothing! Nope, bahkan dokumen skripsi saya belum pernah saya double-click selama saya ada di rumah. Hahahah! Definitely defeats the purpose of me going home in the first place, ya. Ayah sama Bunda juga geleng-geleng aja, "Ini janjinya mana..." Ngehehehe.

Ini sebenernya saya juga nggak tahu kenapa saya hobi banget bikin diri sendiri sengsara. You see, karena niat saya mau ngerjain skripsi, nggak banyak temen saya yang tahu saya lagi di Bandung karena takut bakal diajak jalan seperti biasa. Tapi selama di rumah ya saya malah tidur-tiduran, santai-santaian, nikmat deh, hahaha. Sempet jenuh juga sih udah seminggu di rumah terus nggak keluar sama sekali, tapi saya rasanya terlalu guilty untuk even think about going out. "Nanti skripsinya nggak dikerjain..." Well guess what, saya diem di rumah juga nggak dikerjain hahaha. And it's really bad because setiap saya lagi nonton anime atau 9GAG, I get this uneasy feeling karena inget tentang skripsi yang harusnya saya kerjain. Tapi pas saya berpikiran, "Okay, let's do this!"... Kok tangan saya malah nge-double click episode anime selanjutnya ya?

Rasanya semacam ini.

Hehehe. Iya saya emang anaknya pamalesan banget. Let's put my official title once again in this post, okay? "Procrastinator Extraordinaire". Hehehehehehe. Memang sih saya dari dulu kalo ngerjain apa-apa biasanya last-minute banget. Tapi by nature, selama saya menikmati waktu saya yang harusnya saya pake untuk ngerjain sesuatu dengan main-main, di saat yang bersamaan saya juga mikirin what to put into the work atau how to do it, stuff like that. Jadi when the time finally comes, sebenernya saya tinggal nuangin aja apa yang udah saya pikirin. So that's not so bad, isn't it?

Yeah, who am I kidding, it's still bad. But don't worry, I'll get to that eventually. Sekarang saya mau lanjutin nonton anime dulu! Hiahahahahaha. Ciao!

Oh, and here's to hoping dosen pembimbing saya nggak tau saya punya blog atau bisa bahasa Indonesia! ;P